PENGERTIAN IVA
- IVA
(inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk
mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009)
- IVA
merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung
(dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan
larutan asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010).
- Laporan
hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat
pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar
66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive
predective value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value)
masing-masing antara 10-20% dan 92-97% (Wijaya Delia, 2010).
- Pemeriksaan
IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatife dari pap smear karena
biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan
sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter
ginekologi.
- Pada
pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks yang
telah diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks diulas
dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat
diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal.
Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk dapat melihat
perubahan-perubahan pada jaringan epitel.
- Serviks
yang diberi larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat daripada
larutan 3%. Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga dengan
pemberian asam asetat akan didapat hasil gambaran serviks yang normal
(merah homogen) dan bercak putih (displasia) (Novel S Sinta,dkk,2010).
TUJUAN IVA
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan
pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan
yang terjadi pada leher rahim.
KEUNTUNGAN IVA
- Menurut (Nugroho. 2010:65)
keuntungan IVA dibandingkan tes-tes diagnosa lainnya adalah :
- Mudah, praktis, mampu laksana
- Dapat dilaksanakan oleh seluruh
tenaga kesehatan
- Alat-alat yang dibutuhkan
sederhana
- Sesuai untuk pusat pelayanan
sederhana
- Menurut (Emilia. 2010 :53)
keuntungan IVA
- Kinerja tes sama dengan tes
lain
- Memberikan hasil segera
sehingga dapat diambil keputusan mengenai penatalaksanaannya
JADWAL IVA
Program Skrining Oleh WHO :
- Skrining
pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
- Kalau
fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
- Kalau
fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun Ideal
dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60
tahun.
- Skrining
yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki
dampak yang cukup signifikan.
- Di
Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1
tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun
SYARAT MENGIKUTI TEST
IVA
1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
2. Tidak sedang datang bulan/haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
PELAKSANAAN SKRINING
IVA
Untuk melaksanakan
skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut:
1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi
litotomi.
2. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada
posisi litotomi.
3. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
4. Spekulum vagina
5. Asam asetat (3-5%)
6. Swab-lidi berkapas
7. Sarung tangan
CARA KERJA IVA
1. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat penjelasan
mengenai prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat penting
dalam pemeriksaan ini.
2. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan
dengkul ditekuk dan kaki melebar).
3. Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan
bantuan pencahayaan yang cukup.
4. Spekulum (alat pelebar) akan dibasuh dengan air hangat dan
dimasukkan ke vagina pasien secara tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher
rahim.
5. Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, dipakai kapas steril
basah untuk menyerapnya.
6. Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam asetat 3-5%
diteteskan ke leher rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit, reaksinya pada
leher rahim sudah dapat dilihat.
7. Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan, kemungkinan
positif terdapat kanker. Asam asetat berfungsi menimbulkan dehidrasi sel yang
membuat penggumpalan protein, sehingga sel kanker yang berkepadatan protein
tinggi berubah warna menjadi putih.
8. Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih padadaerah transformasi
bearti hasilnya negative.
KATEGORI IVA
Ada beberapa kategori
yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
- IVA negatif = menunjukkan leher
rahim normal.
- IVA radang = Serviks dengan
radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).
- IVA positif = ditemukan bercak
putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan
skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada
diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker
serviks in situ).
- IVA-Kanker serviks = Pada tahap
ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan
bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan
masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA).
PENATALAKSANAAN IVA
- Pemeriksaan
IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher rahim yang telah
dipulas dengan larutan asam asetat 3-5%, jika ada perubahan warna atau
tidak muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan negative.
Sebaliknya jika leher rahim berubah warna menjadi merah dan timbul plak
putih, maka dinyatakan positif lesi atau kelainan pra kanker.
- Namun
jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung diobati
dengan metode Krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas CO2 atau
N2 ke leher rahim. Sensivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasinya sekitar
40% dengan metode diagnosis yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit
tersebut, lesi prakanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan demikian, bisa
segera ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker stadium lanjut.
- Metode
krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker pada
suhu yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada area tersebut
mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat
(Samadi Priyanto. H, 2010)
- Kalau
hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat dari
adanya perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih,
artinya perubahan sel akibat infeksi tersebut baru terjadi di sekitar
epitel. Itu bisa dimatikan atau dihilangkan dengan dibakar atau dibekukan.
Dengan demikian, penyakit kanker yang disebabkan human papillomavirus
(HPV) itu tidak jadi berkembang dan merusak organ tubuh yang lain.
TEMPAT PELAYANAN
IVA bisa dilakukan di
tempat-tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pemeriksaan dan yang
bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya oleh :
1.
Perawat terlatih
2.
Bidan
3.
Dokter Umum
4.
Dokter Spesialis
Obgyn.
No comments:
Post a Comment